A.
Jenis
linen hotel
Berdasarkan departemen
yang ada di hotel, linen dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu sebagai
berikut.
1.
Linen-linen Housekeeping Department, yaitu semua jenis linen yang digunakan
oleh Departemen Housekeeping, yang banyak digunakan untuk menyiapkan kamar
tamu. Contohnya sebagai berikut.
a.
Sheet : Single sheet ( ukuran sesuai bed )
Double sheet ( ukuran sesuai bed )
b.
Blanket,
single atau double blanket ( ukuran sesuai bed )
c.
Pillow
case ( ukuran sesuai bantal )
d.
Bed
spread / bed cover ( ukuran sesuai bed )
e.
Bed
protector ( ukuran sesuai bed )
f.
Bed
skirt ( ukuran sesuai bed )
g.
Towels : -
Bath towel ( ukuran 76 x 152 cm )
- Hand towel
( ukuran 30 x 45 cm )
- Face towel ( ukuran 30 x 30 cm )
- Bath mat (
ukuran 25 x 50 cm )
- Duvet case (
ukuran sesuai bed )
- Bed runner (
ukuran sesuai bed )
- Cusion case (
ukuran sesuai bantal )
2.
Linen-linen Food and Beverage Department, yaitu semua jenis linen yang
digunakan oleh Food and Beverage
Department untuk operasional di restoran, bar, kitchen, atau banquet. Contohnya
sebagai berikut.
a. Table cloth (
ukuran 54 x 54 cm, 72 x 72 cm, 52 x 122 cm )
b. Mulleton (
ukuran 54 x 54 cm, 72 x 72 cm, 52 x 122 cm )
c. Guest napkin (
50 x 50 cm )
d. Buffet table cloth (
sesuai ukuran meja )
e. Flanel hijau (
sesuai ukuran meja )
f. Slip cloth (
100 x 100 cm )
g. Service cloth
h. Cotton cloth
i.
Glass
cloth
j.
Side
boardd cloth ( 38 x 32,5 cm )
k. Queridon cloth (
48 x 34 cm )
l.
Skirting
(
sesuai ukuran meja )
B.
Panduan
Pengadaan Linen Baru
Tugas dan tanggung
jawab petugas ruang linen antara lain mengadakan linen baru. Penggantian linen
baru dilakukan oleh petugas linen room atas persetujuan manajemen. Sedangkan
untuk pengadaannya, ruang lena biasanya menentukan jenis dan kualitas linen
yang akan dipakai. Pengadaan atau penggantian jenis linen harus mengacu pada
laporan lena setiap harinya. Lena-lena yang akan diadakan / diganti tersebut
memang belum ada atau sudah habis masa pakainya.
Panduan dalam pengadaan
linen baru dapat dilihat seperti berikut ini.
1.
Pengadaan
linen housekeeping
Bagi Housekeeping
Department, pengadaan linen baru harus memperhatikan hal-hal berikut.
a.
Jumlah twin bedded room
b.
Jumlah double bedded room
c.
Rata-rata tingkat hunian kamar ( room occupancy )
d.
Standar pemasangan lena di kamar
e.
Memiliki laundry sendiri / tidak
2.
Pengadaan
linen di restoran
Bagi Food and Beverage Departement, pengadaan
lena baru harus memperhatikan hal-hal berikut.
a.
Jumlah restoran yang dimiliki
b.
Jumlah tamu yang makan di restoran
c.
Tingkat penyelenggaraan banquet / function
d.
Memiliki laundry sendiri / tidak
Dengan panduan tersebut
pihak manajemen dan linen room dapat menghitung jumlah linen yang diperlukan
untuk satu operasional, untuk pertimbangan lain tergantung pada besar atau
kecilnya anggaran yang disediakan serta jenis dan kualitas kain linen yang akan
dipilih. Semakin besar anggaran yang ditetapkan, maka akan lebih leluasa dalam
memilih jenis dan kualitas kain. Pada umumnya hotel akan menghemat di beberapa
hal.
C.
Persediaan
Linen
Setelah linen dihitung
sesuai dengan kecukupan operasional, maka langkah berikutnya yaitu pengadaan
linen. Tingkatan standar persediaan linen yang mencukupi untuk menunjang
kelancaran operasional sehari-hari di kenal dengan istilah par stock. Par stock linen adalah jumlah linen yang diperlukan
untuk melengkapi kamar tamu / restoran di satu bagian atau seksi (section).
Pada umumnya persediaan
linen di housekeeping atau restoran minimal tiga par stock. Namun ada kalanya
hotel menyediakan sampai lima par stock dan ada juga hotel yang hanya
menyiapkan dua setengah par stock. Tingkatan standar par stock mengacu pada
tinggi atau rendahnya tingkat hunian hotel.
Persediaan
dengan Standar Pemasangan 3 ( tiga ) Par Stock
Penempatan linen
tata graha dengan tiga par stock akan diatur sebagai berikut.
![]() |
|||
![]() |
|||

1
par
Terpasang di




1
par 1 par
Terpasang di Terpasang di
Ruang lena laundry
![]() |
Gambar
12.1 Alur
penempatan linen
Keterangan
: Sirkulasi persediaan linen 1 (
satu ) pasang terpasang di room atau restoran. Artinya, pada saat pembersihan
kamar atau restoran ada 1 ( satu ) par yang terpasang di kamar tamu / restoran
baik berupa sheet, blanket, pillow case, towels, table cloth, napkin, mulleton,
dan lain-lain. Kemudian linen kotor dibawa ke laundry untuk dicuci. Artinya,
linen kamar ada 1 ( satu ) par dicuci di laundry. Setelah dicuci dan linen
tersebut bersih, maka linen dibawa kembali ke ruang linen untuk disimpan
sebagai persediaan linen untuk operasional esok hari.
Bila hotel akan
menyediakan linen dengan tingkat standar par stock 4 maka persediaan 1 par lagi
akan disimpan pada general linen room sebagai persediaan cadangan yang
digunakan pada acara-acara tertentu atau untuk cadangan pada situasi penting
lainnya.
D.
Proses Pencucian
Linen
Setelah
diadakan perputaran linen-linen tersebut digunakan bagi keperluan operasional
seperti menyiapkan kamar atau kegiatan layanan makanan dan minuman di hotel.
Pada esok harinya linen tersebut akan diganti dengan linen baru agar dapat
diketahui sumber linen kotor tersebut
bermula. Diantaranya bisa berasal dari kelalaian pada seksi atau departemen
lain atau dari kamar tamu. Adapun proses pencucian linen sebagai berikut.
1.
Pengumpulan
Linen Kotor ( Collecting a Soiled Linen )
Linen-linen
kotor dikumpulkan di dalam linen humper
( untuk room section ). Kemudian,
petugas linen ( Linen Boy ) akan
mengambil linen yang kotor dari linen
humper, sekaligus mengumpulkan dan mencatat jenis dan jumlahnya. Pencatatan
ini penting dilakukan untuk menghitung jumlah linen yang dipakai dan diganti.
Penghitungan antara keduanya harus sama, sedangakan untuk linen kotor dari
restoran, pengumpulannya dilakukan langsung oleh petugas restoran sendiri.
Setelah diambil dari kamar maka linen kotor dibawa ke linen room untuk dibuatkan daftar cucian dan administrasi lain
sebagai fungsi kontrol. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai
berikut.
a.
Semua
linen yang akan dicuci di laundry, harus melalui General Linen Room disertai daftar cucian.
b.
Jumlah
linen kotor yang dikirim harus terttulis di dalam daftar cucian.
c.
Setelah
sampai di binatu, linen kotor akan dihitung oleh Linen Checker bersama-sama Linen
Boy dan petugas linen
d.
Hasil
penghitungan akan ditulis pada daftar cucian.
e.
Pengiriman
kembali linen bersih ke ruang linen ( Linen
Room ) harus sama dengan jumlah linen kotor yang dikirim dan disertai
dengan daftar cucian.
f.
Jika
terjadi perbedaan, harus segera ditindak lanjuti.
2.
Pengiriman (
Delivering a Soiled Linen )
Pengiriman
linen kotor pada umumnya, dilakukan petugas Linen
Boy / Linen Runner dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut.
a.
Dipikul
Cara
ini sudah jarang digunakan di hotel-hotel, mengingat risiko kecelakaan kerja
yang dapat terjadi sangat tinggi. Linen kotor yang akan dibawa bukan hanya satu
atau dua lembar saja, melainkan bisa saja dalam jumlah banyak. Kalo cara ini
terpaksa dilakukan harus memperhatikan berat beban yang akan dibawa, misalnya
sebagai berikut.
1)
Linen
harus dibungkus dengan linen lain sehingga kemungkinan ada linen yang rusak
atau ternoda.
2)
Oleh
karenna digunakan sebagai pelindung linen lain, tidak boleh meletakkan linen
sembarangan.
3)
Linen
tidak boleh diseret.
b.
Menggunakan
Kereta Linen ( Linen Trolley )
Cara ini paling banyak dijumpai di hotel, karena
mengingat efisiensi kerja dan kemudahan dalam pengantaran. Karena menggunakan
kereta, maka linen terjaga kebersihannya dan petugas terhindar dari keseleo
atau kecelakaan kerja.
c.
Menggunakan
Saluran Linen ( Linen Chute )
Saluran
linen digunakan oleh hotel-hotel yang berbentuk bangunan bertingkat, untuk memudahkan
pengiriman linen kotor dari lantai-lantai tinggi. Jika hotel menyediakan Linen Chute sebagai sarana untuk
mengirim linen kotor maka ada hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut.
1)
Pastikan
tidak ada benda-benda tajam di dalam saluran atau linen
2)
Pada
tempat keluaran linen ( di laundry ) perlu ditempatkan trolley penampungan agar linen tidak jatuh secara langsung ke
lantai. Pastikan kebersihan linen chute-nya.
3)
Jangan
memasukkan linen terlalu banyak sehingga menutupi saluran.
3.
Pemeriksaan / Penyortiran
Linen Kotor ( Checking a Soiled Linen )
Setelah
linen kotor berada di laundry untuk dicuci, maka petugas laundry akan melakukan
pemeriksaan dan penyortiran linen. Adapun hal-hal yang akan diperiksa sebagai
berikut.
- Jenis dan jumlah linen
- Asal departemen
- Kerusakan atau ternoda
Pada kegiatan penyortiran, hal-hal yang
perlu diperhatikan sebagai berikut.
- Jenis kain
1)
Asal
bahan ( cotton, polyster, rayon, nylon, silk, wool )
2)
Warna
( putih atau berwarna muda, tua, campuran )
3)
Tingkat
ketebalan kain
4)
Ukuran
kain
- Tipe kotoran
1)
Yang
larut dalam dry cleaning solvent (
minyak, oli atau lilin )
2)
Yang
larut di dalam air ( gula, garam, kecap, soup, atau bumbu )
3)
Yang
larut dengan bantuan tenaga mekanis ( tanah dan lumpur )
4.
Pencucian (
Washing )
Pada
proses pencucian, yang harus diperhatikan adalah kapasitas mesin dan jenis
tekanan mesin yang diperlukan. Petugas pencucian harus mengetahui dengan benar
pengoperasian mesin. Sebelum dicuci dengan prosses pencucian, terlebih dahulu
linen tersebut direndam dan dihilangkan nodanya. Setelah direndam, lakukan
tahapan pencucian berikut.
a.
Dicuci
dengan detergen kemudian dibilas.
b.
Diperas
dan dibilas kembali
c.
Diperas
lagi ( dibilas boleh sampai 3 x )
5.
Pemerasan (
Extracting )
Proses
pemerasan dilakukan dengan menggunakan mesin extractor. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan antara lain
penggunaan mesin tersebut harus disesuaikan dengan jenis linen yang akan
diperas. Yang harus diperhatikan pada saat menggunakan mesin pemeras, yaitu
sebagai berikut.
a.
Perhatikan
kapasitas mesin
b.
Atur
kecapatan pemerasan ( tinggi, sedang, atau rendah ).
c.
Perhatikan
kadar air pada waktu pemerasan.
6.
Pengeringan (
Drying )
Proses
pengeringan dilakukan untuk menyempurnakan proses pemerasan sehingga linen
kering siap digunakan. Bila linen tidak sempurna keringnya dapat menimbulkan
jamuran, noda, atau bau yang kurang sedap.
Yang
harus diperhatikan pada saat mengeringkan linen adalah sebagai berikut.
a.
Perhatikan
tingkat kecepatan mesin pengering.
b.
Atur
waktu yang diperlukan sesuai dengan jenis linen.
c.
Linen
tidak boleh terlalu dikeringkan.
7.
Penyetrikaan (
Pressing )
Proses
menyetrika linen-linen dapat menggunakan beberapa alat, yaitu sebagai berikut.
a.
Flat roll
ironer, yaitu
mesin yang digunakan untuk menyetrika linen-linen hotel yang berupa
lembaran-lembaran. Misalnya, seprai, sarung bantal, taplak lena, napkin dan
sebagaiya.
Yang harus diperhatikan pada saat
menggunakan alat ini adalah sebagai berikut.
1)
Linen
tidak boleh terlalu basah / kering.
2)
Linen
yang sobek jangan di roll.
3)
Steam jangan terlalu
panas.
4)
Bantal
roll tidak merata
5)
Dilakukan
terus menerus
Istilah lain untuk alat ini adalah mangler / roller.
b.
Hand ironer, alat setrika ini
digunakan untuk menyetrika linen-linen yang berukuran kecil dan terdapat
beberapa variasi. Dengan demikian tidak bisa dimasukkan ke dalam roll kain skirting yang telah dibentuk.
Yang harus diperhatikan pada saat
menggunakan alat ini adalah sebagai berikut.
1)
Perhatikan
ukuran panas harus disesuaikan dengan asal bahan.
2)
Perhatikan
kabel tidak melintir / terbuka.
3)
Selalu
gunakan alas sepatu karet.
8.
Pelipatan Linen
Bersih ( Folding a Clean Linen )
Melipat
linen dapat menggunakan mesin lipat atau secara manual. Pada hotel-hotel besar,
pelipatan linen-linen berupa lembaran besar biasanya menggunakan folding machine yang tergabung dengan flat roll ironer. Ketika linen-linen
tersebut dimasukkan ke dalam roller, linen akan keluar di ujung berikutnya
sudah dalam keadaan terlipaat. Bila dikerjakan secara manual, linen dilipat
dengan tenaga manusia. Biasanya bila linen lembaran disetrika dengan roller
tetapi tidak disediakan mesin pelipatnya, maka linen yang sudah disetrika
tersebut akan menumpuk menunggu dilipat oleh petugas. Hal ini karena umumnya
kecepatan mesin bila dibandingkan dengan kecepatan tenaga manusia jelas
berbeda.
9.
Penyimpanan
Linen Bersih ( Storing a Clean Linen )
Penyimpanan
linen bersih harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh mengingat biaya yang
dikeluarkan untuk pengadaannya tidak murah dan jumlahnya tidak sedikit. Untuk
menjaga kondisi linen tersebut, ruang penyimpanan harus bersih dan kering.
Linen-linen
yang telah bersih dari laundry siap dikirim ke seksi-seksi yang membutuhkan.
Sebelum dikirim ke seksi-seksi tersebut harus disimpan dengan rapi secara
berkelompok.
a.
Untuk
memudahkan pengecekan setiap tumpuk linen harus sama jumlah dan jenisnya.
b.
Usahakan
ada celah antara tumpukan agar ada sirkulasi udara.
c.
Gunakan
sistem FIFO dalam pendistribusian.
d.
Lena
yang berukuran besar diletakkan pada rak paling bawah.
e.
Lena
yang sering digunakan diatur pada rak yang sejajar dengan tangan.
f.
Berikan
label untuk setiap jenis linen pada rak.
g.
Sisihkan
linen yang rusak.
10.
Pengiriman Linen
Pengiriman
linen ke seksi-seksi dilakukan dengan kereta roomboy dan disesuaikan dengan tingkat hunian kamar.
11.
Penggunaan Linen
Dalam
penggunaan linen perlu diperhatikan dengan baik sehingga linen yang rusak /
ternoda dapat diminimalkan. Bila ada penyalahgunaan terhadap penggunaan linen
segera lapor kepada atasan.
E.
Administrasi
Linen
Pencatatan
yang digunakan untuk mengontrol linen terdiri dari hal-hal berikut.
1.
Linen inventory,
yaitu
pengecekan atau perhitungan terhadap jumlah lena yang dimiliki hotel yang
sedang beredar. Hal ini dilakukan secara rutin atau berkala.
Tujuan diadakan linen inventory adalah sebagai berikut.
a.
Mengetahui
jumlah linen yang beredar.
b.
Mengetahui
bila ada kekurangan linen.
c.
Mengetahui
jumlah linen yang rusak.
d.
Mengetahui
jumlah linen yang hilang.
e.
Mengetahui
bila ada kemacetan linen.
f.
Dapat
mengontrol linen lebih baik.
g.
Dapat
mengadakan rekapitulasi lena secepatnya.
2.
Linen laundry
list, yaitu
daftar yang digunakan untuk mengirim lena kotor ke laundry. Istilah lainnya
adalah linen laundry slip.
Data-data yang terdapat di dalam
formulir tersebut yaitu sebagai berikut.
a.
Section
b.
Date
c.
Item
d.
Dirty
e.
Clean
f.
General
linen room
g.
Remark
h.
Sign
Rangkuman
Ruang linen adalah
ruangan yang digunakan untuk mengatur perputaran lena-lena dan menyimpan
lena-lena yang digunakan untuk operasional di hotel.
1.
Linen-linen Housekeeping Department
Contoh : - Sheet : Single
sheet ( ukuran sesuai bed )
Double sheet ( ukuran sesuai bed )
- Blanket, single atau double blanket
(
ukuran sesuai bed )
- Pillow case (
ukuran sesuai bantal )
- Bed spread / bed cover (
ukuran sesuai bed )
- Bed protector (
ukuran sesuai bed )
- Bed skirt (
ukuran sesuai bed )
- Towels : - Bath
towel ( ukuran 76 x 152 cm )
- Hand towel
( ukuran 30 x 45 cm )
- Face towel ( ukuran 30 x 30 cm )
- Bath mat (
ukuran 25 x 50 cm )
- Duvet case (
ukuran sesuai bed )
- Bed runner (
ukuran sesuai bed )
- Cusion case (
ukuran sesuai bantal )
2.
Linen-linen Food and Beverage Department, yaitu semua jenis linen yang
digunakan oleh Food and Beverage
Department untuk operasional di restoran, bar, kitchen, atau banquet.
Contoh : - Table cloth ( ukuran 54 x 54 cm, 72 x 72
cm, 52 x 122 cm )
-
Mulleton
(
ukuran 54 x 54 cm, 72 x 72 cm, 52 x 122 cm )
-
Guest
napkin ( 50 x 50 cm )
-
Buffet
table cloth ( sesuai ukuran meja )
-
Flanel
hijau ( sesuai ukuran meja )
-
Slip
cloth ( 100 x 100 cm )
-
Service
cloth
-
Cotton
cloth
-
Glass
cloth
-
Side
boardd cloth ( 38 x 32,5 cm )
-
Queridon
cloth ( 48 x 34 cm )
-
Skirting
(
sesuai ukuran meja )
3.
Pengadaan Linen Housekeeping
Bagi Housekeeping
Department, pengadaan linen baru harus memperhatikan hal-hal berikut.
a. Jumlah
twin bedded room
b. Jumlah
double bedded room
c. Rata-rata
tingkat hunian kamar ( room occupancy )
d. Standar
pemasangan lena di kamar
e. Memiliki
laundry sendiri / tidak
4.
Pengadaan Linen di Restoran
Bagi Food
and Beverage Departement, pengadaan lena baru harus memperhatikan hal-hal
berikut.
a.
Jumlah restoran yang dimiliki
b.
Jumlah tamu yang makan di restoran
c.
Tingkat penyelenggaraan banquet / function
d.
Memiliki laundry sendiri / tidak
5.
Proses pencucian linen hotel meliputi
pengumpulan, pengiriman, penyortiran, pencucian, pemerasan, pengeringan,
penyetrikaan, pelipatan, pengirman, penyimpanan, dan penggunaan.
Tugas
Buat skema mind mapping untuk menggambarkan
jenis-jenis linen yang dimiliki hotel sesuai dengan departemen yang dimiliki
hotel!
Tes Formatif
Jawablah
pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
- Identifikasi minimal 8 jeniss linen yang digunakan di Housekeeping Department!
- Berapa ukuran baku untuk linen berikut.
a.
Mulleton
b.
Guest
napkin
c.
Table
cloth
- Hal-hal apa saja yang harus diperiksa pada saat menerima linen kotor dari outlet yang ada?
- Bagaimana proses pencucian linen di hotel?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar